Pada tulisan sebelumnya saya menjelaskan dasar-2 /tahap-2
pelatihan renang.
Berikutnya saya akan membahas aspek-2 yang bisa / perlu
dilatih untuk menjadi seorang atlet renang yg sempurna (lengkap).
Aspek-2 tsb adalah:
- Teknik / Stroke
- Fisiologi
- Psikologi / Mental -> tidak termasuk bahasan saya.
Aspek 1: Teknik /
Stroke
Saya tidak akan membahas bagaimana gaya bebas yg benar atau gaya-2 lainnya.
Anda bisa download dg mudah video-2 perenang kelas dunia dan
Anda amati sendiri gerakan stroke mereka. Saya jamin tidak ada satupun perenang
tsb mempunyai stroke yg sama. Intinya, stroke yg cocok dipakai seorang perenang
belum tentu cocok dipakai perenang lain, meskipun dia seorang juara dunia. Banyak
factor yg menentukan, terutama perbedaan fisiologi otot dan sendi atlet yg
bersangkutan menentukan gerakan mana yg paling cocok dan nyaman digunakan atlet
tsb.
Yang ingin saya tekankan disini bukan teknik mana yg paling
baik, tapi lebih pada efisiensi. Apapun teknik yg dipakai harus diukur
efisiensinya, mana yg lebih efisien bagi atlet yg bersangkutan itu yg lebih
baik. Buat apa berenang bagus / indah tapi tidak cepat.
Cara mengukur efisiensi:
SC (Stroke Count)
Jumlah stroke per lap, semakin sedikit asal waktunya sama
semakin baik. Contoh: Atlet X menempuh jarak 50m bebas dg waktu 30 dtk
menggunakan 50 stroke, Atlet Y menempuh jarak yg sama dg waktu yg sama pula
menggunakan 45 stroke. Maka dikatakan stroke yg dipakai Atlet Y lebih efisien
dari X.
DPS (Distance per
Stroke)
Jarak yg ditempuh dg satu kayuhan stroke. Lebih jauh lebih
efisien. Atlet X yg menempuh jarak 50m dg 50 stroke mempunyai DPS = 50m / 50
stroke = 1m per stroke.
SR (Stroke Rate)
Jumlah stroke per menit. Kalau di mobil kita, ini sama dg
RPM. Tidak bisa dikatakan langsung SR yg tinggi lebih baik. Prinsipnya, SR dan
DPS saling menunjang. SR tetap tapi DPS naik = kecepatan yg lebih tinggi,
demikian juga SR naik tapi DPS tetap juga = kecepatan lebih tinggi.
Atlet X diatas SR= 50 stroke / 30 det = 50 stroke / 0.5
menit = 100 stroke per menit.
Aspek 2: Fisiologi
Struktur Otot
Manusia punya dua jenis otot Fast Twitch (FT) dan Slow
Twitch (ST).
Sesuai namanya, FT adalah otot yg digunakan untukmelakukan
gerakan cepat dan powerful sedangkan ST adalah otot yg digunakan untuk gerakan
lebih lambat.
Otot ST mempunyai sifat lebih endurance karena mempunyai
lebih banyak myoglobin dan mitochondria, keduanya berfungsi utama dalam
metabolisme aerobic. Meskipun jago dalam fungsi aerobic dan endurance, otot ST
punya kemampuan sangat terbatas dalam hal anaerobic, dia hanya punya sedikit
enzim untuk menghasilkan energi pada fase anaerobic.
Sebaliknya otot FT, dia punya kemampuan aerobic terbatas,
lebih cepat lelah (fatigue) dari ST. Kelebihannya, dia jago dalam menghasilkan
energi cepat melalui proses anaerobic.
Pada seorang perenang, pada saat dia berenang kecepatan
rendah, otot ST lebih dominan dipakai. Waktu sprint, otot FT yg lebih dominan.
Efek Latihan pada Otot
Latihan endurance akan meningkatkan daya tahan dari otot ST
maupun FT.
Latihan beban dan sprint akan meningkatkan kecepatan dan
power dari otot FT dan ST.
Namun otot ST merespons latihan endurance lebih baik dari
FT, sedangkan otot FT lebih respons terhadap latihan beban dan sprint. Dengan
kata lain, seberapa kerasnya kita melatih otot FT dg endurance, dia tidak akan
mampu menyamai kemampuan stamina otot ST. Sebaliknya, seberapapun kita melatih
power dan kecepatan otot ST, dia tidak akan mampu menyamai kekuatan dan
kecepatan otot FT.
Yang perlu diperhatikan adalah latihan endurance tanpa
diimbangi dengan latihan sprint akan meningkatkan daya tahan otot akan tetapi
sekaligus mengurangi kecepatannya.
Denyut Nadi (Heart rate)
Denyut Nadi Max = 220 – usia.
Nantinya akan digunakan untuk mengukur zona latihan.
Laktat
Kadar asam laktat di darah dijadikan salah satu indicator
seberapa keras tubuh bekerja dalam artian ada di zona aerobic atau anaerobic.
Metabolisme Energi
Bahan bakar utama bagi otot untuk bergerak adalah ATP
(Adenosine Triphosphate).
Ada
3 cara menghasilkan ATP.
- ATP-CP: menghasilkan ATP dari creatine yg tersimpan di otot. Cara ini paling cepat dan energi yg dihasilkan besar, tapi hanya bisa dipakai untuk sprint pendek dibawah 10 detik.
- Setelah 10 detik, energi dihasilkan dari metabolisme anaerobic, melalui pembakaran glycogen otot. Prosesnya lebih lambat dari no.1 dan menghasilkan residu berupa asam laktat yg pada kadar tertentu bisa membuat otot menjadi asam dan memperlambat proses metabolisme energi. Akibatnya perenang merasa fatique (kemeng), biasanya terjadi setelah 20-30 detik sprint.
- Diatas 30 detik, energi yg dihasilkan dari metabolisme aerobic lebih dominan dipakai.
Zona Latihan
Endurance:
Basic Endurance
Kegunaan: meningkatkan kemampuan metabolisme aerobic
perenang terutama otot ST, mempercepat pembuangan asam laktat di darah.
Latihan ini dilakukan dengan patokan denyut nadi 65-70% MHR
selama 15-60 menit. Istirahat antara interval 10-30 detik tergantung jarak yg
ditempuh.
Threshold Endurance
Kegunaan: meningkatkan VO2max, meningkatkan pembuangan
laktat, meningkatkan jumlah pembuluh darah kapiler di otot, meningkatkan jumlah
myoglobin dan mitochondria.
Latihan ini dilakukan dengan patokan denyut nadi 80-85% MHR,
periode latihan selama 15-45 menit. Istirahat antara interval 10-30 detik
tergantung jarak yg ditempuh.
Overload Endurance
Kegunaan: Sama seperti Threshold plus meningkatkan
buffering* otot.
*Buffering = kemampuan otot untuk bekerja maksimal sebelum
menjadi fatique (kemeng).
Patokan denyut nadi 85-90% MHR, periode latihan selama 15-30
menit. Istirahat tidak lebih dari 30 detik. Tujuan latihan ini adalah berenang
dengan intensitas tinggi selama periode diatas dengan istirahat sesedikit
mungkin sehingga otot-otot yg digunakan mengalami overload (beban berlebih) dan
akan berkembang menjadi lebih kuat.
Perlu diperhatikan, karena latihan Threshold dan Overload
menghasilkan asam laktat dalam jumlah besar, yang menjadikan kerusakan otot
cukup besar, maka dibutuhkan waktu pemulihan yang cukup lama. Jadi meskipun
jenis latihan ini sangat berguna untuk meningkatkan kemampuan endurance otot,
tapi tidak boleh dilakukan sering-2. Minimal pemulihan 2x24 jam (tidak boleh
melakukan latihan yg sejenis). Kalau otot belum pulih tapi tetap dipaksakan
melakukan latihan sejenis, hasilnya bukan tambah bagus tapi kerusakannya tambah
lama tambah parah sehingga nantinya mengakibatkan yg namanya ‘overtraining’.
Sprint dan Race Pace
Kegunaan utama latihan ini adalah untuk meningkatkan
‘anaerobic power’ dan ‘anaerobic endurance’.
Jenis-2 latihan Sprint:
Lactate Production
Kegunaan: meningkatkan kemampuan metabolisme anaerobic,
meningkatkan kecepatan maximum sprint.
Patokan denyut nadi dalam latihan ini 90-95% MHR. Tujuan
latihan ini adalah melakukan sprint pendek (25-50m / 9-30 detik) dengan
kecepatan se-maximal mungkin, kemudian istirahat panjang (3-5 menit) untuk
pemulihan, kemudian ulangi lagi. Total set sekitar 300-600 m.
Lactate Tolerance
Kegunaan: seperti namanya, latihan ini berguna meningkatkan
kemampuan buffering otot. Latihan ini juga meningkatkan kemampuan perenang untuk
mempertahankan teknik yg baik dan power meskipun merasa sakit / kemeng pada
ototnya.
Patokan denyut nadi: 90-95% MHR
Tujuan latihan ini adalah berenang mendekati maximum
berulang-ulang dengan istirahat pendek, sehingga perenang merasakan bagaimana
menjaga stroke dan kecepatan yg tinggi saat tubuhnya mengalami fatique
(kemeng).
Total set = 300 – 1200 m, dibagi interval 100-200m.
Istirahat: 15 det -2 menit, tergantung jarak interval.
Contoh: 3 set x (100m x 3 / 3menit), istirahat 5 menit tiap
set selesai.
Race Pace
Kegunaan: melatih perenang menggunakan semua kemampuan
(aerobic dan anaerobic) untuk berenang se-efisien mungkin mendekati situasi
nyata dalam pertandingan. Semua efek latihan-latihan diatas harus diperhatikan
mulai dari SC, SR, DPS, maupun kecepatan tiap lap.
Jarak latihan = nomor pertandingan yang menjadi sasaran,
dipecah menjadi beberapa interval.
Contoh: sasaran perenang A 200m bebas, target waktu 2:10.
Artinya dia harus berenang per 100m-nya 1:05 atau lebih cepat, bila dipecah 50m
= 32 detik atau dibawahnya.
Race pace set misalnya; 200m bebas, dipecah 100m + 50m +
50m, target waktu 100m = 1:05, 50m = 32 det. Istirahat dibuat cukup panjang
dulu misal = 30 det, kemudian bila target sdh tercapai, istirahat diturunkan
bertahap sampai hanya 5 detik.
Demikian sedikit penjelasan saya mengenai apa saja yang bisa
kita latih dari seorang perenang sehingga dia bisa menjadi perenang kelas
dunia.
Pada bagian 3 nanti saya akan membahas bagaimana cara meramu berbagai jenis latihan diatas dalam suatu program jangka panjang (multi-year macro-cycle), tahunan, maupun micro-cycle (4-6 bulan).
Selamat belajar dan mencoba, semoga Tuhan memberkati usaha
kita menjadikan murid atau anak kita juara Olimpiade.
Saya percaya bukan tidak mungkin perenang Indonesia
menjuarai Olimpiade, saya harap Anda juga demikian.
Hy kak Vincent! Kenalin gw elgan, mo nanya nanya dongg hehe
BalasHapusAnw gw sempet kepikiran ni kak pengen jadi atlet renang, tapi umur gw ud 20 hehe
Pengen bgt siih tapi rada bingung porsi latihan awal nya itu gmn trus apa yg harus d lakuin pas awal latihan!!
Mohon pencerahan nya yaa kak hehe
Thx bfr GBU