Sabtu, 01 Desember 2012

KRAPDA Jateng 2012 Temanggung

Hasil KRAPDA Temanggung tanggal 24-25 November kemarin secara keseluruhan cukup memuaskan. Terrence berhasil mendapat gelar Perenang Terbaik KU 4 dengan meraih total 5 emas dan 1 perunggu, sedangkan Patrick berhasil mendapatkan 4 perak meskipun masih berlaga di KU3 awal (2000). Yang paling penting adalah sebagian besar 'best time' mereka berhasil dipecahkan bahkan beberapa nomor cukup tajam perbaikannya. Perkumpulan renang kita TCS Semarang juga berhasil meraih gelar 'Juara Umum' dengan total 32 emas. Berita lengkap lihat TCS Juara KRAPDA Temanggung.
Terima kasih pada klub TCS atas dukungannya dan juga terutama Coach Teguh atas dedikasinya melatih anak-anak. Semoga di KRAPSI Bandung bisa mencapai hasil lebih maksimal.

WE ARE THE CHAMPION

Jumat, 19 Oktober 2012

3-Style Freestyle

Selama ini kita mungkin hanya mengenal gaya bebas yang konvensional dengan rotasi pinggul maksimal, tangan stretch kedepan setelah entry, siku yang naik paling tinggi saat recovery, dll.
Perkembangan terkini ditemukan bahwa ternyata ada paling tidak 3 jenis stroke bebas yang berbeda, masing-masing punya keunggulan dan kelemahan tergantung jenis fisiologi perenang yang menggunakannya.
Tiga jenis gaya bebas ini pertama kali dikenalkan oleh Mike Bottom, pelatih spesialis sprint dari USA, pada pertemuan pelatih dunia ASCA 2007.
Berikut sepintas tentang 3 jenis gaya bebas tersebut:
  1. Hip-Driven Freestyle (G.bebas yang dimotori oleh rotasi pinggul)
    • digunakan oleh perenang seperti Ian Thorpe, Grant Hackett, Eric Vendt, Larsen Jensen, Kaitlin Sandeno, Libby Trickett (Lenton). G.Bebas ini adalah yang paling lambat (stroke rate-nya) diantara ketiganya, ini gaya yang paling umum kita kenal. Full stretch ke depan, gliding / meluncur, putaran pinggul semaksimal mungkin, siku tinggi saat recovery. Ini adalah stroke yang paling efisien dan biasa digunakan perenang jarak menengah jauh. Stroke rate yang sedikit bisa membantu menghemat banyak tenaga. Tapi bila dipakai untuk nomor pendek / sprint, perenang yang bersangkutan harus mempunyai 6-beat kick yang benar-benar bagus, kalau tidak akan sangat lambat kecepatannya
  2. Shoulder-Driven Freestyle (G.Bebas yang dimotori oleh rotasi bahu)
    • digunakan perenang seperti:  Peter Van den Hoogenband, Federica Pellegrini, Janet Evans, Nathan Adrian, Ryan Cochrane. Stroke ini lebih cepat rate-nya dari hip-driven. Ditandai biasanya dengan catch langsung saat entry (hampir tidak ada gerakan stretch ke depan), hampir tidak ada rotasi pinggul (pinggul stabil), hal ini membuat stroke-rate (SR) lebih cepat. Stroke ini tidak se-efisien hip-driven tapi karena jumlah SR lebih banyak menghasilkan kecepatan yang lebih tinggi. Hampir semua sprinter menggunakan stroke ini, dikombinasi dengan kaki yang kuat, akan menghasilkan kecepatan yang luar biasa.
  3. Body-Driven Freestyle (G.Bebas yang dimotori oleh rotasi badan / core)
    • digunakan perenang seperti: Inge de Bruin, Michael Klim, Florent Manaudou, dan mayoritas spesialis sprint pendek. Stroke ini hanya efektif digunakan untuk sprint jarak pendek (50m). Ditandai dengan straight arm recovery (tangan lurus / siku tidak menekuk) dan gerakan badan core mirip dengan gaya kupu-2 (one-side butterfly). Sangat powerful dan paling cepat dari semua stroke diatas karena menggunakan tidak hanya otot tangan dan lengan tapi juga otot core, tapi sangat tidak efektif untuk jarak yang lebih jauh.
Nah, sekarang masalahnya, stroke mana yang cocok untuk Anda? Kalau Anda berlatih renang dari balita selama bertahun-tahun dan telah mempunyai kaki (kick) yang solid dan kuat, maka hip-driven sangat dianjurkan. Namun kalau Anda tidak punya kick yang hebat, ada dua pilihan, terus latihan kaki sampai bagus (biasanya perlu waktu bertahun-tahun), atau ubah stroke Anda menjadi Shoulder-Driven yang bisa dikombinasi dengan 2-beat kick saja dan kecepatan yang lebih tinggi langsung Anda raih.
Banyak juga perenang dunia yang menggunakan kombinasi stroke diatas, misalnya tangan kanan shoulder-drv, tangan kiri hip-driven (contohnya: Lochte, Phelps, Lezak, Biedermann), atau kombinasi lain terserah Anda tergantung tipe rengang Anda dan fisiologi otot yang Anda miliki.

SELAMAT BERLATIH & MENCOBA

Senin, 03 September 2012

MANFAAT YOGA UNTUK ATLET RENANG



Rahasia di balik menjadi perenang yang handal tidak hanya terletak pada, dedikasi, kekuatan fisik, atau bakat Anda. Semua berhubungan secara langsung dengan suatu inti, yang mengkoordinasi segala sesuatu, dari, fleksibilitas kekuatan dan pernafasan. Satu hal yang membantu meningkatkan kemampuan renang Anda tidak lain adalah yoga . Hal yang satu ini sekarang telah menjadi standar untuk latihan perenang.

Saat ini, latihan yoga diakui sebagai bagian utama dari pelatihan renang. Latihan dryland ini menawarkan banyak manfaat bagi perenang, yang sangat membantu dalam meningkatkan kinerja mereka. Ini sangat membantu dalam relaksasi otot-otot yang tidak digunakan.
 
Dalam jangka pendek, yoga membantu perenang menghemat energi mereka. Yoga juga mampu meningkatkan pola pernapasan Anda, yang jelas memainkan peran penting dalam prestasi seorang perenang. Yoga juga membantu mengembangkan keseimbangan Anda, yang membuat Anda meluncur di air dengan mulus dan mudah. Tapi itu belum lengkap, yoga juga membuat semua bagian tubuh Anda fleksibel. Dengan demikian, membuat perenang lebih mudah meregangkan lengan, bahu, dan kaki dari sebelumnya.
Yoga untuk para juara renang ini tanpa diragukan lagi merupakan rahasia mereka tidak hanya dalam mempertahankan tubuh keren tetapi juga dalam daya saing mereka. Ini berbeda dari latihan ribuan meter tiap hari, tetapi efeknya jauh lebih bermanfaat. Latihan ini terlihat lebih santai dan sangat sederhana namun bermanfaat bagi semua perenang. Memang benar bahwa yoga membantu dalam membangun otot, pernafasan dan efektifitas penggunaan energi tetapi tujuan utamanya adalah untuk mempermudah Anda mengkoordinasikan semua gerakan.

Jika Anda ingin membangun sebuah tubuh yang kencang dan ingin mengkoordinasikan semua stroke / gerakan Anda sesempurna perenang kelas dunia, temukanlah rahasia yoga sekarang dan kembangkanlah stroke yang sempurna dan efisien.

Kamis, 31 Mei 2012

HASIL KEJURNAS RENANG 2012

Selamat buat Terrence, akhirnya berhasil menjadi perenang terbaik nasional KU 4.
Terima kasih buat Teguh, pelatih di klub TCS Semarang yang dengan tekun melatih Terrence sehingga dia bisa mencapai prestasi ini.
Jangan cepat puas dengan prestasi yang sekarang ya....
Ayo, kita raih lagi prestasi yang lebih tinggi.

Minggu, 13 Mei 2012

Non-Traditional Race Specific Pace Training

Baru-baru ini public renang di Amerika ramai membicarakan fenomena baru di Kejuaraan Kelompok Umur (Age Group) disana. Ada bintang baru yang sangat menonjol, Michael Andrew, anak berusia 12 th yang memecahkan 12 Rekornas. Dia juga menjadi anak pertama berusia 12th yang bisa berenang 50 yard gaya bebas dibawah 22 detik (21.85).

Diluar faktor bahwa dia memiliki tubuh yang tinggi (180 cm +), saya lebih tertarik mengetahui bagaimana bentuk latihan yang dilakukannya. Dari wawancara dengan ayah sekaligus pelatih Michael, Peter Andrew, saya jadi lebih penasaran. Coba Anda tebak, berapa kali dia latihan dalam seminggu? Berapa ribu meter sekali latihan? Jawabannya pasti jauh diluar perkiraan Anda. Dia hanya latihan 3x /minggu, tidak lebih dari 2500m /hari. Anda meragukan kualitas Endurance-nya? Ingat dia juga memecahkan record 200 yard.
Peter menjelaskan bahwa metode yang dipakai mereka adalah terobosan baru  'Non-Traditional Race Specific Pace Training'. Michael juga ditangani oleh beberapa ahli renang yang saat ini menjadi tim pelatih renang Inggris dan Australia, salah satunya adalah ahli biomekanik yang bertugas menganalisa stroke Michael.
Dasar prinsipnya, Michael hampir tidak pernah berenang dengan kecepatan rendah, semua latihannya dilakukan dengan kecepatan seperti lomba (race pace). Stroke dianalisa dalam kecepatan tinggi pula, ini berbeda dengan cara tradisional yang mengkoreksi stroke dari lambat ke cepat. Hampir semua latihannya dilakukan di fase anaerobic, tidak ada latihan jarak jauh / aerobic endurance dll.
Terobosan ini menurut saya menarik untuk diamati dan dianalisa lebih lanjut, kita tidak boleh terlalu cepat menyatakan pro atau kontra, yang pasti hasilnya sangat menakjubkan. Tugas para ahli dibidangnya masing-masing untuk meneliti:
Apakah metode ini lebih baik dari yang selama ini kita pakai?
Apakah bisa mencetak atlet yang 'lengkap' di usia emas mereka?
Kita tunggu saja perkembangan teknologi dan penelitian mereka. Atau tunggu saja hasil Michael Andrew di Olimpiade 2016, apakah dia bisa menjadi the next Michael Phelps?
Apapun yang terjadi, selamat buat Peter dan Michael Andrew....KEEP BREAKING THE RECORD.

Senin, 30 April 2012

Pembinaan Atlet Usia Muda yang BENAR...


Mengamati Talent Scouting di UPI Bandung kemarin memancing saya untuk membuat tulisan ini.
Saya mengamati terutama atlet yg paling muda (kelahiran 1999-2000). Hasil test mereka menarik untuk dibahas disini.
Pertama, ENDURANCE - Saya mengamati beberapa atlet muda telah mempunyai endurance yg luar biasa (menurut saya) bahkan mengalahkan beberapa seniornya yg 4 th lebih tua. Dalam hati saya bertanya, sehari dia latihan berapa ribu meter ya ???
Kedua, POWER / STRENGHT - Saya lihat juga hasil beberapa atlet muda, terutama yg berprestasi jarak pendek (50 - 100), bisa juga mengalahkan seniornya dalam hal kekuatan otot. Ada yang Pull Up bisa lebih dari 20x.....HEBAT.....Latihan pakai apa ya mereka ???
Masalahnya bukan pada kehebatan mereka, saya juga tidak berkomentar apakah SALAH / BETUL apabila atlet muda bisa mencapai hal-hal diatas. Betul / Salah dalam pembinaan olahraga adalah relatif menurut saya.
Saya hanya ingin menyampaikan versi pembinaan yang saya yakini saat ini yang berdasarkan hasil penelitian terkini. Saya ambil terjemahan dari USA Swimming.

Pada periode pertama (generalized), fokus utama pada teknik, stroke, start, pembalikan, streamlining. Endurance mulai dibina secara bertahap, porsi endurance yg lebih besar diberikan pd umur 11-13 (putri) dan 12-14th (putra), karena pada umur tsb kapasitas paru-paru tumbuh secara signifikan. Latihan beban tidak dianjurkan, cukup latihan dg bobot tubuh sendiri, fleksibility, dan core strength. Sangat dianjurkan melakukan lebih dari satu cabang olahraga dg tujuan agar perkembangan motorik dan ototnya lengkap. Jadi latihan renangnya ga perlu tiap hari, anak harus punya waktu untuk bermain dan melakukan olahraga lain. Pada periode ini anak tidak boleh fokus pada menang atau kalah, lebih fokus pada teknik renang yg benar.
Pada periode kedua (specialized), baru pada fase ini atlet bisa difokuskan ke renang saja. Pada fase ini pertumbuhan sudah mendekati maksimal, otot-2 sudah lebih siap. Program dryland terstruktur bisa dimulai, endurance bisa ditingkatkan, dan atlet sudah lebih siap secara fisik maupun mental untuk berlatih lebih berat dan mencapai karir yang berprestasi di dunia renang.
Atlet yang di-fase awal mempunyai kesempatan berkembang secara lengkap, baik motorik maupun fisik, punya kecenderungan bisa mencapai peningkatan prestasi lebih panjang dan lebih baik daripada mereka yang hanya fokus di renang saja sejak dini.
Kesimpulannya apakah ada yang salah dg hasil test atau pembinaan atlet muda kita? Tergantung versi mana yang Anda percaya dan yakini.
Prinsipnya adalah prestasi puncak yg kita kejar adalah usia 19th keatas, jadi jangan mengorbankan potensi jangka panjang untuk mencapai suatu prestasi instan sekarang.

SABAR.........

Senin, 16 April 2012

HASIL POPDA SD 2012

Kamis kemarin tanggal 12 April 2012, Terrence mengikuti POPDA SD Jateng. Lumayan hasilnya 3 emas di nomor spesialisnya 50, 100, dan 200 bebas. Yang lebih melegakan dia bisa pecah best time dari KRAPSI Desember lalu. Banyak yang masih harus diperbaiki, tapi pencapaian ini suatu awal yang bagus untuk pembuka tahun ini.
Kota Semarang akhirnya menjadi juara umum dengan meraih 16 emas, 7 diantaranya disumbangkan dari cabang renang. Renang dan senam yang mempertandingkan banyak nomor terbukti menjadi penentu kemenangan.
Kita berharap semoga Pemda lebih memperhatikan dan mengutamakan cabang-cabang olahraga ini. Sedih mendengar di beberapa daerah atlet-atlet renang masih tidak di support dana pemberangkatan (alias suruh bayar dewe), dana lebih diutamakan untuk sepakbola. Bukannya saya anti sepakbola, saya juga penggemar bola, tapi untuk pertandingan multievent cabang beregu tidak akan memberikan sumbangan yang berarti. Dana yang dikeluarkan untuk memberangkatkan 18-20 orang pemain sepakbola maksimal hanya akan menghasilkan 1 medali thok...Coba bandingkan, dana yang dipakai memberangkatkan 1 atlet renang bisa menghasilkan 4 medali.
Apabila dana yang dipakai untuk sepakbola separuhnya saja disalurkan untuk membina renang, saya yakin atlet kita pasti bisa merajai SEA GAMES, ASIAN GAMES, bahkan bisa juara Olimpiade. Bukan mengkhayal, tapi ini adalah mimpi saya yang berusaha saya wujudkan. GO Terrence.......kejar target berikutnya...JUARA NASIONAL. Tuhan memberkati...AMIN.