Jumat, 19 Oktober 2012

3-Style Freestyle

Selama ini kita mungkin hanya mengenal gaya bebas yang konvensional dengan rotasi pinggul maksimal, tangan stretch kedepan setelah entry, siku yang naik paling tinggi saat recovery, dll.
Perkembangan terkini ditemukan bahwa ternyata ada paling tidak 3 jenis stroke bebas yang berbeda, masing-masing punya keunggulan dan kelemahan tergantung jenis fisiologi perenang yang menggunakannya.
Tiga jenis gaya bebas ini pertama kali dikenalkan oleh Mike Bottom, pelatih spesialis sprint dari USA, pada pertemuan pelatih dunia ASCA 2007.
Berikut sepintas tentang 3 jenis gaya bebas tersebut:
  1. Hip-Driven Freestyle (G.bebas yang dimotori oleh rotasi pinggul)
    • digunakan oleh perenang seperti Ian Thorpe, Grant Hackett, Eric Vendt, Larsen Jensen, Kaitlin Sandeno, Libby Trickett (Lenton). G.Bebas ini adalah yang paling lambat (stroke rate-nya) diantara ketiganya, ini gaya yang paling umum kita kenal. Full stretch ke depan, gliding / meluncur, putaran pinggul semaksimal mungkin, siku tinggi saat recovery. Ini adalah stroke yang paling efisien dan biasa digunakan perenang jarak menengah jauh. Stroke rate yang sedikit bisa membantu menghemat banyak tenaga. Tapi bila dipakai untuk nomor pendek / sprint, perenang yang bersangkutan harus mempunyai 6-beat kick yang benar-benar bagus, kalau tidak akan sangat lambat kecepatannya
  2. Shoulder-Driven Freestyle (G.Bebas yang dimotori oleh rotasi bahu)
    • digunakan perenang seperti:  Peter Van den Hoogenband, Federica Pellegrini, Janet Evans, Nathan Adrian, Ryan Cochrane. Stroke ini lebih cepat rate-nya dari hip-driven. Ditandai biasanya dengan catch langsung saat entry (hampir tidak ada gerakan stretch ke depan), hampir tidak ada rotasi pinggul (pinggul stabil), hal ini membuat stroke-rate (SR) lebih cepat. Stroke ini tidak se-efisien hip-driven tapi karena jumlah SR lebih banyak menghasilkan kecepatan yang lebih tinggi. Hampir semua sprinter menggunakan stroke ini, dikombinasi dengan kaki yang kuat, akan menghasilkan kecepatan yang luar biasa.
  3. Body-Driven Freestyle (G.Bebas yang dimotori oleh rotasi badan / core)
    • digunakan perenang seperti: Inge de Bruin, Michael Klim, Florent Manaudou, dan mayoritas spesialis sprint pendek. Stroke ini hanya efektif digunakan untuk sprint jarak pendek (50m). Ditandai dengan straight arm recovery (tangan lurus / siku tidak menekuk) dan gerakan badan core mirip dengan gaya kupu-2 (one-side butterfly). Sangat powerful dan paling cepat dari semua stroke diatas karena menggunakan tidak hanya otot tangan dan lengan tapi juga otot core, tapi sangat tidak efektif untuk jarak yang lebih jauh.
Nah, sekarang masalahnya, stroke mana yang cocok untuk Anda? Kalau Anda berlatih renang dari balita selama bertahun-tahun dan telah mempunyai kaki (kick) yang solid dan kuat, maka hip-driven sangat dianjurkan. Namun kalau Anda tidak punya kick yang hebat, ada dua pilihan, terus latihan kaki sampai bagus (biasanya perlu waktu bertahun-tahun), atau ubah stroke Anda menjadi Shoulder-Driven yang bisa dikombinasi dengan 2-beat kick saja dan kecepatan yang lebih tinggi langsung Anda raih.
Banyak juga perenang dunia yang menggunakan kombinasi stroke diatas, misalnya tangan kanan shoulder-drv, tangan kiri hip-driven (contohnya: Lochte, Phelps, Lezak, Biedermann), atau kombinasi lain terserah Anda tergantung tipe rengang Anda dan fisiologi otot yang Anda miliki.

SELAMAT BERLATIH & MENCOBA